Sabtu, 10 Juli 2010

SKIZOFRENIA

Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar transtiretin atau pre-albumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan permasalahan pada zalir serebrospinal.[1]
Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia.
75% Penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.
Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke psikiater dan psikolog.

SKIZOFRENIA

Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar transtiretin atau pre-albumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan permasalahan pada zalir serebrospinal.[1]
Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia.
75% Penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.
Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke psikiater dan psikolog.

THE INTERNATIONAL ARTICLE ABOUT CARREER

Career Assessments Can Shed Light on Career/Job Ailments


by Susan Britton Whitcomb
Does your job score a 10 on the satisfaction scale? If not, it may be time for a career checkup to determine "what ails you." Where do you start? Career assessments are an excellent way to do some diagnostic work.
Here are seven "S's" that underscore the benefits of career assessments to you and your career:
1. Speed: Career assessments jumpstart the career reconnaissance process, cutting off hours of time soul-searching and spinning your wheels.
2. Structure: Assessments provide a framework or blueprint for thinking and planning action steps.
3. Self-Esteem: You can quickly spot your top talents and boost your self-confidence with the right combination of assessments. Appreciate what you have to offer and unearth the tangible evidence of your value to employers!
4. Stance: Need a new or different view of your career? Career assessments can help you gain a whole new perspective about your strengths, your options, and your possibilities!
5. Simplify: Career assessments can simplify the transition process by helping you narrow down from the 12,000+ types of careers what will work best for you. If you're overwhelmed about where to start or what to focus on, the right assessments will be of immense value.
6. Safeguard: Assessments can also help safeguard or protect you from pursuing a career that may not be the best match for you.
7. Suited: Ever wish you could find a career perfectly suited for you and your unique DNA? The right combination of assessments will provide you with evidence of the ingredients you need to know to tweak your career so that it does, indeed, fit you like a glove.
If you'd like to do some career diagnostics -- whether to cure an ailing job or add greater health and vitality to an existing position, contact a career coach or counselor

Sabtu, 12 Juni 2010

Setiap anak dilahirkan dengan suatu deretan besar keahlian terpendam yang dapat distimulasi dan dikembangkan dengan berbagai aktivitas musik yang berbeda.
Anak-anak belajar lebih cepat ketika merasakan adanya rasa kepemilikan dan ketika mendapatkan masukan yang kreatif. Musik secara dramatis dapat memperbaiki kondisi fisik dan mental sehingga dapat menjadi katalis positif yang sangat efektif dalam proses belajar dan perkembangan. Katalis merupakan suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada zat yang dapat mempercepat atau memperlambat teradinya suatu rekasi. Untuk zat yang mempercepat reaksi disebut katalis positif. Sedangkan zat yang memperlambat timbulnya reaksi disebut katalis negatif. Katalis negatif disebut juga sebagai Inhibitor.
Mengapa perlu mendorong aktivitas musikal????
Jawabannya adalaaaaaah......
Musik sangat efektif untuk menarik anak ke dalam sebuah aktivitas, baik secara mental maupun fisik
Ritual belajar dapat diatur menggunakan musik
Musik adalah katalis yang baik untuk menghasilkan ide-ide kreatif. Musik dapat menyediakan struktur yang membuat nyaman, kemudiandapat menghasilkan konsep-konsep baru, lalu mengurutkan kembali informasi-informasi yang telah ada.

Sumber : Musik makes Your Child Smarter Peran Musik dalam Perkembangan Anak (Philip Sheppard)

Kamis, 27 Mei 2010



habis abak penyisihan (GPMB XXV 26 Desember 2009 @ Istora Senayan Jkt)



narsis pake quinttom


trumpette vs baritone


aku adalah baritone player

TINDAKAN KITA SEBATAS KITA MEMANDANG DUNIA

Benarkah menulis itu sulit? Memang tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan ini. Dan pertanyaan ini juga terus menerus ditanyakan orang dari generasi ke generasi.

Secara umum, sulit atau mudahnya sesuatu tergantung banyak hal, antara lain, niat, kemauan, serta anggapan dan keyakinan yang ada dalam pikiran kita. Jika niat dan kemauannya kuat, maka usaha untuk mencapainya juga akan lebih giat, sehingga proses pencapaiannya akan terasa lebih mudah.

Sebaliknya, jika kita menganggap sesuatu itu sulit, maka kesulitan pulalah yang akan kita hadapi. Lain halnya jika kita menganggap sesuatu itu mudah (ingat: menganggap mudah tidak sama dengan menganggap enteng), maka biasanya segala sesuatunya akan terasa lebih mudah.

Lalu bagaimana pula jika kita ingin tulisan kita dimuat di media massa? Prinsipnya sama, sepanjang kita memiliki tekad yang kuat, berpikir positif, dan mau berusaha, maka keinginan kita itu bukan merupakan sesuatu yang mustahil untuk dicapai.


Sebagai panduan awal, eBook ini mengupas tips seputar menulis untuk media massa berikut pernak-perniknya yang ditulis oleh Mario Gagho di Refleksi dan Blog Tutorial. Versi eBook ini dibuat sekedar untuk memudahkan mereka yang ingin membacanya secara offline, dan konversi ke dalam bentuk eBook dilakukan dengan seizin penulisnya.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

Tata Danamihardja

http://bukamulut.blogspot.com

JURNAL TENTANG KARIR

Ditulis Oleh Ifdil
BIMBINGAN KARIR SEBAGAI UPAYA MEMBANTU
KESIAPAN SISWA DALAM MEMASUKI
DUNIA KERJA
Oleh: Yeni Karneli *)

A. Bimbingan Karir Salah Satu Faktor Yang Dapat Mempersiapkan Siswa Memasuki Dunia Kerja

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling ada empat bidang pelayanan yang harus diberikan kepada siswa yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Bimbingan karir pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir.
Donald D. Super (1975) mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan ini, ada dua hal penting, pertama proses membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan kedua memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja. Oleh sebab itu yang penting dalam bimbingan karir adalah pemahaman dan peCareer guidance … encompasses all of the service that aim at helping pupils make occupational and educational plans and decisions nyesuaian diri baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia kerja. Tolbert, (1975:27) memaparkan bahwa ““. Pengertian Tolbert ini mengandung makna bahwa bimbingan karir merupakan salah satu bentuk layanan dalam membantu siswa merencanakan karirnya.
Berdasarkan uraian terdahulu maka dapat dikatakan bahwa bimibingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri tersebut misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial ekonomi orang tua. Peters dan Shetzer (1974:267) mengemukakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu siswa dengan cara yang sistematis dan terlibat dalam perkembangan karir. Guru pembimbing hendaknya dapat membantu siswa merencanakan karirnya sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Moh. Surya (1988:14) menyatakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang diperlukan agar dapat menentukan perjalanan hidupnya dan mengembangkan karir kearah yang dipilihnya secara optimal.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, secara essensial bimbingan karir merupakan salah satu proses layanan yang bertujuan membantu siswa dalam proses pemahaman diri, pemahaman nilai-nilai, pengenalan lingkungan, hambatan dan cara mengatasinya serta perencanaan masa depan.
Masa depan harus direncanakan disongsong bukan di tunggu. Awal masa depan itu adalah “di sini dan sekarang”. Persiapan untuk menyongsong masa depan dilakukan melalui prosedur-prosedur tertentu baik melaui pendidikan informal, formal maupun non formal. Melalui pendidikan di sekolah siswa dibekali dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap- sikap tertentu. Bekal yang diperoleh siswa di sekolah bertujuan untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.
Pacinski dan Hirsh (1971:8) menegaskan bahwa sekolah-sekolah mendapat kesempatan yang berharga melaui proses pendidikan untuk mempersipakn siswa memasuki dunia kerja. Salah satu bentuk layanan yang diberikan sekolah dalam upaya mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja adalah bimbingan karir di samping kegiatan kurikuler. Melalui bimbingan karir siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang dirinya, pengenalan terhadap berbagai jenis sumber-sumber kehidupan serta penghargaan yang objektif dan sehat terhadap karir.
Untuk mengantar siswa ke gerbang masa depan (pendidikan dan pekerjaan) yang diharapkan, program bimbingan karir yang dicanangkan di sekolah merupakan wadah yang tepat untuk itu. Melalui kegiatan bimbingan karir, siswa dibekali dan dilatih dengan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan apa, mengapa dan bagaimana merencanakan masa depan. Artinya siswa mulai dari kelas satu sampai tamat SMK dilatih, dibimbing untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana merencanakan karir sepanjang hidup (career life span).

B. Informasi karir Salah Satu Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Siswa Memasuki Dunia kerja
Makna Informasi karir

Di dalam arus globalisasi yang memiliki diferensiasi sosial yang semakin
kompleks, khususnya siswa SMK akan dihadapkan pada berbagai macam kemungkinan pilihan hidup yang penting, seperti pilihan untuk melanjutkan studi, pilihan tentang dunia kerja, pilihan tentang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat, dan semua ini menuntut kemandirian dalam menjatuhkan pilihannya. Bagi siswa yang tidak dapat memahami potensi yang dimliki, di duga mereka juga tidak akan dapat menentukan berbagai macam pilihan karir, akhirnya akan mengalami masalah.
Permasalahan karir merupakan permasalahan masa depan siswa. Kegiatan masa sekarang akan mewarnai masa depan seseorang. Agar siswa SMK dapat menyiapkan masa depannya dengan baik, siswa harus dibekali dengan sejumlah informasi karir yang akan dipilihnya. Informasi yang cukup dan tepat tentang seseorang individu, merupakan aset bagi individu yang bersangkutan untuk memahami faktor-faktor yang ada pada dirinya, faktor kekuatan maupun faktor kelemahan-kelemahannya. Menurut John Hayes dan Barrie Hopson (1981:37) informasi karir adalah informasi yang mendukung perkembangan bidang pekerjaan, dan berdasarkan informasi itu memungkinkan seseorang mengadakan pengujian akan kesesuaian dengan konsep dirinya. Lebih lanjut dikatakan informasi karir tidak hanya sekedar merupakan objek faktual, tetapi sebagai kemampuan proses psikologis untuk mentransformasikan informasi itu dikaitkan dengan pilihan dan tujuan hidup masa depan.
Dewa Ketut Sukardi (1984:112) mengemukakan pada dasarnya informasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan atau karir dan bertujuan untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa informasi karir/jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan dengan butir-butir berikut:
1. Potensi pekerjaan termasuk luasnya, komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat usia, dan besarnya kelompok-kelompok industri.
2. Struktur kerja dan besarnya kelompok-kelompok kerja
3. Ruang lingkup dunia kerja meliputi; pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari masyarakat umum yang membaik dan perubahan teknologi.
4. Perundang-undangan peraturan atau perjanjian kerja.
5. Sumber-sumber informasi dalam rangka mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan.
6. Klasifikasi pekerjaan dan informasi pekerjaan.
7. Pentingnya dan kritisnya pekerjaan.
8. Tugas-tugas nyata dari pekerjaan dan hakekat dari pekerjaan.
9. Kualifikasi yang memaksa untuk bekerja dalam bermacam-macam pekerjaan.
10. Pemenuhan kebutuhan untuk bermacam-macam pekerjaan.
11. Metode dalam memasuki pekerjaan dan meningkatkan prestasi kerja
12. Pendapat dan bentuk-bentuk imbalan dari bermacam-macam pekerjaan
13. Kondisi-kondisi kerja dalam berjenis-jenis pekerjaan
14. Kriteria untuk penilaian terhadap materi informasi pekerjaan
15. Ciri-ciri khas tempat kerja
*) Dra. Yeni Karneli, M.Pd., Kons : Dosen Jurusan BK FIP UNP



http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=47912&src=a diakses pada hari Senin, 1 Maret 2010 pukul 21.09

JURNAL INTERNASIONAL TENTANG KARIR

ERIC Identifier: ED279991
Publication Date: 1986-00-00
Author: Herbert, Deborah
Source: ERIC Clearinghouse on Counseling and Personnel Services Ann Arbor MI.
Career Guidance, Families and School Counselors. Highlights: An ERIC/CAPS Digest.
Recent national surveys indicate that career guidance is a major issue for American families. In Gallup polls, for example, parents report that helping their children choose a career is their second most pressing concern. For the general public, understanding the world of work and making realistic plans for after high school are the third and sixth most important goals of education.
Students themselves, according to more than 33,000 sampled in 1973 and 1983 by the American College Testing Program, have increased their involvement in career planning activities. Among the eighth and eleventh graders in the 1983 study, over 70 percent said they want even more help with making career plans. Yet despite the primary role that parents play in children's career development, school counseling programs show little evidence of tapping into this resource (Birk & Blimline, 1984; Daniels, Karmos, & Presley, 1983; Noeth, Engen, & Noeth, 1984; Otto, 1984; Otto & Call, 1985; Prediger & Sawyer, 1985).
In short, career guidance has a top priority with parents, the general public and high school students. Continuing and further assistance appears to be needed, and a collaborative effort between schools and families could help meet the need. This digest briefly considers the following issues relevant to this effort: family determinants of children's career development, stages of children's career development, counselor guidelines for starting parent programs, and counselor interventions to utilize family influence.
FAMILY DETERMINANTS OF CHILDREN'S CAREER DEVELOPMENT
The major family determinants of children's career development can be categorized as follows: geographic location, genetic inheritance, family background, socio-economic status, family composition, parenting style, and parental attitudes toward work (Splete & Freeman-George, 1985). Authorities in psychology and career development believe that parents are the most crucial factor in the formation of children's personalities and self-concept, and that career choices can be regarded as the "implementation" of these qualities (McDaniels & Hummel, 1984). As children make self-assessments and receive feedback from significant others, they form educational aspirations. These in turn are a primary influence on educational achievement, the level of which is the single most important determinant of eventual occupational achievement (Otto, 1984).
STAGES OF CHILDREN'S CAREER DEVELOPMENT
In the early years of career development three basic stages occur: (1) awareness, up to age 11, when children believe they can do whatever they like and transform needs and desires into occupational preferences; (2) exploration, ages 11-17, when tentative choices are made on the basis of interests, abilities and values; and (3) preparation, age 17 to young adulthood, when actual choices are made that strike a balance between personal capabilities and such factors as educational and employment opportunities and job requirements (McDaniels & Hummel, 1984). Stereotypes and prejudices about the appropriateness of certain careers may need to be challenged throughout this process.
COUNSELOR GUIDELINES FOR STARTING PARENT PROGRAMS
School counselors can start involving parents in career guidance by creating a parent resource library, distributing lists of practical suggestions, and calling a parent group meeting to get the program off the ground. Laramore (1984) offers some practical guidelines for insuring the success of the involvement program:
1. Find someone to run the program who knows about the subject and is a clear, enthusiastic speaker.
2. Advertise the program as the parents' role in their children's educational and career future. If only "career" is mentioned, parents who expect their children to go to college are unlikely to attend.
3. Don't be discouraged if only two parents come the first time. Pretend it's a roomful and give it your all. The second year, there will be 50 parents; the third, 150, and so on.
4. Elementary and middle school/junior high parents often don't realize that this is the time to begin. Therefore, in the publicity, use phrases like, "Now is the time to start your child on her/his successful future."
COUNSELOR INTERVENTIONS TO UTILIZE FAMILY INFLUENCE
Counselors can provide direct services to parents and children, both separately and together, as well as indirect services through classroom teachers, school and community committees, and a variety of activities. Useful examples include the following:
1. Conduct parent study groups. Counselors can help parents understand their role in children's career development, the general growth and development of their children, and the relationship between the career guidance program and the total school program. Specifically, parents need up-to-date, accurate information about the following: changing career choices and broadened options for males and females, educational opportunities, wage and salary statistics, the importance and stages of career planning, barriers to the career development process, career resources in the school and community, myths in sex-role stereotyping, sex equity laws, and ways to improve communication skills (Birk & Blimline, 1984).
2. Coordinate parent resources. Programs can be developed in which parents serve as mini-course instructors or resource persons in the classroom, teacher aides on field trips, members of advisory committees, technical advisors to counselors and teachers on developing simulated work settings, and members of curriculum development committees. Counselors can also assist parents in assuming liaison roles between the school and the working community, especially in the parents' own places of employment (Navin & Sears, 1980).
3. Organize career activities for families. Career nights appear to be one of the most popular activities at the high school level, although some authorities in career development question the value of a single event in a process that occurs over a number of years. Additional suggestions include parent/student workshops to facilitate career discussions, self-directed career centers for use by both parents and children, and student/parent handbooks for personal educational and vocational planning (Castricone, Finan, & Gumble, 1982; Daniels, et al., 1983).
4. Conduct student sessions on family influence. For many students, as they begin to deal with issues of autonomy and independence, it is important to sort out family influences on their career development. Counselors can help in this process through a variety of techniques that are suitable for individual and group counseling or for coursework. These include: family systems review, paradigms of family interaction, family sculpting/choreography, family constellation diagrams, occupational family trees, and "advice, advice, and more advice"--an exploration of parental work values (Splete & Freeman-George, 1985).
CONCLUSION
Research has already demonstrated that comprehensive career guidance programs can provide students with basic economic understandings, skills in understanding themselves and educational/occupational opportunities, and skills in overcoming bias and stereotyping. Evidence is also promising that students can acquire increases in basic academic skills, a desire to work, career decisionmaking skills, and job-seeking/finding/getting/ holding skills (Hoyt, 1984). Through collaborative efforts in career guidance, counselors can help parents influence their children's career development more effectively and wisely, and together they may all succeed in turning the promises of research into reality.
FOR MORE INFORMATION
Birk, J. M. and C. A. Blimline. "Parents as Career Development Facilitators: An Untapped Resource for the Counselor." THE SCHOOL COUNSELOR 31(4) (1984):310-317.
Castricone, A. M., W. W. Finan, and S. K. Gumble. "Focus on Career Search: A Program for High School Students and Their Parents." THE SCHOOL COUNSELOR 29(5) (1982):411-414.
Daniels, M. H., J. S. Karmos, and C. A. Presley. PARENTS AND PEERS: THEIR IMPORTANCE IN THE CAREER DECISION MAKING PROCESS. Carbondale, IL: Southern Illinois University, 1983. ED 252 704.
Hoyt, K. B. "Helping Parents Understand Career Education." JOURNAL OF CAREER EDUCATION 10(4) (1984):216-224.
Laramore, D. "Parents' Role in the Education and Career Decision-making Process." JOURNAL OF CAREER EDUCATION 10(4) (1984): 214-215.
McDaniels, C. and D. Hummel. "Parents and Career Education." JOURNAL OF CAREER EDUCATION 10(4) (1984):225-233.
Navin, S. L. and S. J. Sears. "Parental Roles in Elementary Career Guidance." ELEMENTARY SCHOOL GUIDANCE AND COUNSELING 14(4) (1980):268-277.
Noeth, R. J., H. B. Engen, and P. E. Noeth. "Making Career Decisions: A Self-report of Factors That Help High School Students." THE VOCATIONAL GUIDANCE QUARTERLY 32(4) (1984):240-248.
Otto, L. B. "Bringing Parents Back In." JOURNAL OF CAREER EDUCATION 10(4) (1984):255-265.
Otto, L. B. and V. R. A. Call. "Parental Influence on Young People's Career Development." JOURNAL OF CAREER DEVELOPMENT 12(1) (1984):65-69.
Prediger, D. J. and R. L. Sawyer. TEN YEARS OF STUDENT CAREER DEVELOPMENT: A NATIONWIDE STUDY. Paper presented at the convention of the American Association for Counseling and Development, New York, April 1985. ED 261 182.
Splete, H., and A. Freeman-George. "Family Influences on Career Development of Young Adults." JOURNAL OF CAREER DEVELOPMENT 12(1) (1985):55-64.


http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&q=journal+of+career+guidance&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta=&aq=f&oq=journal+of+career+guidance&fp=7e99b3a5df14a093 diakses pada hari Minggu, 28 Februari 2010 pukul 20.04

easy going....

Easy Going is………..
Memang tidak ada definisi yang pasti soal easy going, tapi pada kamus Inggris-Indonesia An English Indonesian Dictionary, easy going berarti suka menggampangkan alias nggak mau repot. Intinya hidup itu enjoy,,,nggak dibikin ribet. Menurut para easy goinger, merencanakan sesuatu lalu konsisten dengannya adalah sesuatu yang sangat merepotkan, sebab ia ‘dipaksa’ untuk jauh berpikir ke depan, sekaligus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang.

Ciri- ciri Easy Goinger
Seperti apa sich performance para easy goinger???? Mungkin ia suka mengecat rambut dengan warna- warna mencolok, celana jeans beluthuk dengan sobekan di sana-sini, atau mungkin juga berpenampilan seenaknya, tak peduli bikin setiap mata yang memandang menjadi gatal. Tapi pada prinsipnya , easy going itu lebih pada sikap, bukan tampilan luar. Kayaknya kontras banget sama apa yang diungkapkan oleh John Maxwell di bawah ini :
Hard work is the accumulation of easy things you didn’t do when you should have.
Kerja keras adalah kumpulan dari hal-hal mudah yang tidak kau kerjakan saat seharusnya kau kerjakan. Dan……ini nich cirri- cirri para easy goinger!

Easy going=
Suka menunda pekerjaan
Rasulullah pernah bersabda :
Barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia merugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia bodoh.
Bayangkan, Sahabat! Jika hari ini sama dengan hari kemarin saja kita sudah dimasukkan dalam barisan orang yang merugi. Kenapa rugi? Karena dengan waktu yang Allah berikan, ternyata kita tidak sanggup untuk memanfaatkan waktu dengan baik. Padahal waktu luang adalah nikmat yang Allah berikan untuk kita.
Apalagi jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Hal ini akan terjadi jika kita suka menunda-nunda pekerjaan. Nah, para easy goinger hampir dipastikan punya kebiasaan jelek seperti itu. Padahal orang yang suka menunda-nunda pekerjaan yang semestinya bisa ia kerjakan pada saat itu, pasti tidak akan siap jika tiba-tiba terjadi peristiwa yang tidak disangka-sangka.
Misalnya begini, suatu hari temen-temen punya PR yang didapat hari Jum’at dan sebenarnya bisa dikerjakan pada hari Sabtu. But, karena dia an easy goinger, maka ia pikir “Ah,masih ada hari Minggu” maka ketika tiba-tiba hari Minggu ada tamu tak terduga dari jauh datang dan kebetulan tamunya tidak tahu diri, apa nggak dongkol tuh hati? Walaupun sudah dipaksa pasang muka yang super imut mut mut mut, tetep aja tuh muka kelihatan maksa banget. Padahal nih ya,,,,kalau kamu bisa maksa sedikit menekan rasa malas kamu dengan tidak menunda PR kamu itu dan tetap mengerjakannya pada hari Sabtu, kamu pasti akan lebih tenang menemani tamumu itu kan? Kamu akan benar-benar terlihat imut (Asli imut coy, bukan item mutlak!!!)
Tentang masalah pentingnya disiplin, ada sebuah peribahasa yang indah, the past is dead, the future is imaginary, happiness can only be in the eternal now moment. Masa lalu itu sudah tidak berarti (mati), masa mendatang masih dalam angan-angan, sedangkan hanya pada masa sekarang itulah kebahagiaan akan didapatkan.
Artinya betapa berharganya waktu, sebenarnya waktu kita adalah saat sekarang ini (now moment). Jika kita menyia-nyiakannya maka sirnalah kebahagiaan itu. Seorang Sufi Hasan Al-Bashri mengatakan “Anak-anak Adam adalah kumpulan hari- hari. Jadi kalau kita menyia-nyiakan hari dan menunda pekerjaan yang seharusnya bisa kita kerjakan hari itu, boleh jadi itu berarti menyia-nyiakan diri sendiri.

Easy going=
Ogah disiplin
Para easy goinger adalah mereka-mereka yang ogah disiplin untuk menaati rencana-rencana yang mungkin telah ditetapkan oleh mereka sendiri (atau bisa jadi orang lain: jadawal pelajaran sekolah, misalnya).

Waw, ini sih bahaya laten, Friends! Karena sebagai orang Muslim, kita diajarkan sifat disiplin melalui nibadah-ibadah ritual yang kita lakukan. Jadi bisa dikatakan, bahwa kedisiplinan adalah salah satu faktor utama yang menentkan seseorang itu termasuk Muslim yang baik atau bukan.

Coba deh kita renungkan! Untuk ibadah shalat misalnya, bukanlkah aspek kedisiplinannya sangat tinggi? Shalat mengharuskan kita melakukannya pada waktu-waktu tertentu. Jika kita seenaknya sendiri dalam menentuka waktu, misalnya Subuh jam 06.30, Dhuhur jam 16.00, dan seterusnya, jelas shalatnya tidak sah. Masak belum azan Dhuhur kita udah shalat, atau udah azan Ashar kita baru sholat Dhuhur, ck…ck…ck… ya gak bakalan diterima shalatnya, karena tidak sah. Kamu tahu kan, syarat sahnya shalat salah satunya adalah dikerjakan pada waktunya. Nah, shalat ternyata membutuhkan disiplin yang sangat tinggi.

Trus, puasa Ramadhan. Ibadah yang satu ini aspek disiplinnya juga sangat tinngi lho. Bayangin, selama bulan puasa seluruh jam biologis kita dirombsk totsl oleh Allah SWT. Makan pagi yang biasanya paling pagi pukul 06.00, eh waktu puasa diundurkan menjadi 03.00. trus makan malam yang biasanya paling cepat pukul 19.00 eh kita harus buka puasa pada saat Magrib, pukul 17.45.

Tetapi toh, kita mau saja melakukannya dengan disiplin bukan? Kecuali kalau kamu buka puasanya sehabis Ashar atau sahur habis ..he…he…. itu sih puasa boongan. So, sebenarnya Allah telah memberikan tempat latihan yang tepat. Tetapi mengapa kita tetap menjadi tidak disiplin? Yaa.. itu berarti kita memang masih belum paham, alias masih tulalit.

Sahabat sayang, kata disiplin sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, yang berarti “menggenggam erat”. Dalam bahsa arab padanan katanya adalah indhibat, berasal dari kata dhobato yang berarti aturan. Indibath atau disiplin berarti menaati peraturan dengan konsisten (teguh), hapir mirip artinya bukan? Terlebih kagi dengan padanan kata yang lain yakni istiqamah, yang berarti konsisten, menegakkan sesuatu, atau berketetapan hati pada kebaikan atau kebenaran.
ARTIKEL INTERNASIONAL TENTANG KARIR

Career Assessments Can Shed Light on Career/Job Ailments
by Susan Britton Whitcomb
Does your job score a 10 on the satisfaction scale? If not, it may be time for a career checkup to determine "what ails you." Where do you start? Career assessments are an excellent way to do some diagnostic work.
Here are seven "S's" that underscore the benefits of career assessments to you and your career:
1. Speed: Career assessments jumpstart the career reconnaissance process, cutting off hours of time soul-searching and spinning your wheels.
2. Structure: Assessments provide a framework or blueprint for thinking and planning action steps.
3. Self-Esteem: You can quickly spot your top talents and boost your self-confidence with the right combination of assessments. Appreciate what you have to offer and unearth the tangible evidence of your value to employers!
4. Stance: Need a new or different view of your career? Career assessments can help you gain a whole new perspective about your strengths, your options, and your possibilities!
5. Simplify: Career assessments can simplify the transition process by helping you narrow down from the 12,000+ types of careers what will work best for you. If you're overwhelmed about where to start or what to focus on, the right assessments will be of immense value.
6. Safeguard: Assessments can also help safeguard or protect you from pursuing a career that may not be the best match for you.
7. Suited: Ever wish you could find a career perfectly suited for you and your unique DNA? The right combination of assessments will provide you with evidence of the ingredients you need to know to tweak your career so that it does, indeed, fit you like a glove.
If you'd like to do some career diagnostics -- whether to cure an ailing job or add greater health and vitality to an existing position, contact a career coach or counselor (Editor's Note: See our Directory of Life and Career Coaches and also check out our Online Career Assessment Tools Review).
Be sure to go to the Career Assessment Tools & Tests section of Quintessential Careers.

http://www.quintcareers.com/career_assessments_strengths.html diakses pada hari Minggu, 28 Februari 2010 pukul 20.30

ARTIKEL ILMIAH TENTANG KARIR

Bimbingan karier di sekolah dasar tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak melakukan pilihan pilihan prematur. fokusnya malahan akan kesadaran akan pilihan pilihan yang bakal tersedia , cara cara mengantisipasi dan merencanakannya ,serta hubungannya dengan cirri cirri pribadi .banyak murid yang perlu mengetahui bahwa mereka akan mempunyai kesempatan kesempatan untuk memilih dan kompetensi untuk melaksanakannya .murid murid ini juga perlu menyadarinya ,bagaimana mereka berubah ,dan bagai mana mereka dapat menggunakan penggalaman penggalaman sekolah untuk menjelajah dan bersiap guna menyongsong masa depan .
Diantara asumsi asumsi yang menyebabkan bimbingan karier mendapatkan kepercayaan disekolah dasar adalah sebagai berikut: (1). Kesadaran bahwa gaya gaya prilaku memilih pada masa remaja dan dewasa di pengaruhi oleh tipe tipe pengalaman perkembangan yang berlangsung pada masa kecil ;(2) terbukti bahwa banyak materi dan teks yang digunakan disekolah sekolah dasar mengambarkan dunia kerja atau dunia pendidikan dimasa depan secara tidak seksama dan membantu perkembangan yang tidak perlu mengenai tipe okupasi okupasi menurut jenis kelamin atau pandangan pandangan yang sempit mengenai kesempatan kesempatan pendidikan atau okupasional yang tersedia ;dan(3) pengakuan bahwa perasaan perasaan mengenai kompetensi pribadi menghadapi masa depan tumbuh dari pengetahuan tentang kelebihan kelebihan .cara cara untuk memodifikasi kelemahan kelemahan ,keterampilan keterampilan dalam merencanakan dan menggunakan sumber sumber eksploratoris yang tersedia ,pemahaman tentang hubungan hubungan antara persekolahan dan penerapannya dalam pekerjaan serta peranan peranan masyarakat lainnya(Herr&Cramer,1984:21)
Bimbingan karier sejak permulaan kelahirannya diperlukan sebagian karena komleksitas dunia kerja .Walaupun dunia kerja ini ,juga ini telah diketahui oleh person dan tokoh tokoh bimbingan karier terdahulu lainnya,akan tempak sederhana bila di bandingkan dengan masyrakat ilmiah dan teknologi dewasa ini, dapat dipastikan bahwa program program bimbingan karier dari generasi generasi, sangat bermanfat dalam membantu ribuan anak muda dalam keputusan keputusan ,penempatan penempata dan penyesuaian penyesuaian kariernya .
Dunia kerja dewasa ini terus meningkat dalam ruang lingkupdan komlek sitasnya .sehingga kebutuhan akan bimbingan karier jauh lebih bersar dari pada sebelumyan.di amerika serikat lebih dari 35 ribu jenis pekerjaan yang tercatat pada dictionary of occkupational titles (1965).sehingga jelas sekali bahwa kemungkinan kemungkinan pilihan occovasional tidak terbayangkan.
Berbagai jenis pengalaman yang harus disediakan yang mengakui berbagai latar belakang dan kebutuhan murid murid dari berbagai latar belakang.
Anak Sekolah Dasar
Pada dasarnya anak-anak pada usia sekolah dasar secara has terbuka kepada dan berintraksi dengan rentang stimuli yang luas dan berbagai perilaku. Dalam antusiasme dan keingin tahuannya yang tak terkendalikan, mereka belum dipaksa oleh realitas realitas sosial yang mengganggu dan yang mengubah persepsi-persepsi dari saudara-saudaranya yang lebih tuah dan banyak orang dewasa dimana mereka beridentifikasi.
Maslow (1959 ) mengemukakan hierarki kebutuhan-kebutuhan dasar sebagai berikut:
1.kebutuhan-kebutuhan fisiologis,
2.kebutuhan-kebutuhan keamanan,
3.kebutuhan akan keikut sertaan dan kecintaan,
4.kebutuhan akan penghargaan, harga diri , kebebasan dan dianggap penting,
5.kebutuhan akan impormasi,
6.kebutuhan akan pengertian,
7.kebutuhan akan keindahan,
8.kebutuhan akan aktualisasi diri.
Tujuan tujuan bimbingan karier di sekolah dasar. Tujuan-tujuan bimbingan karier disekolah dasar adalah tujuan memberikan pengalaman-pengalaman sehingga murid-murid dapat mengerjakan yang berikut (Herr, 1976: 1-2 ):
1. Menyadari bahwa memahami kelebihan kelebihan, nilai-nilai dan perepensi-perepensi seseorang merupakan pondasi bagi pilihan-pilihan pendidikan dan okupasional
2. Mengerti bahwa adalah mungkin mencapai tujuan tujuan masa depan dengan perencanaan dan persiapan yang dilakukan sekarang.
3. mencapai kedadaran akan kompetensi pribadi untuk memilih dan memenuhi syarat syarat dari alternatif alternatif pendidikan danokupasional.
4. mempertimbangkan imlikasi imlikasi dari perubahan dalam diri, pilihan pilihan, dan hubungannya dengan kebutuhan akan lanjutan pendidikan selama hidup
5. memahami kesamaan kesamaan antara keterampilan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan pribadi
6. mengembangkan dari dasar impormasi yang tidak menyimpang dan tidak stercotif untuk menjadi pedoman merencanakan keputusan keputusan pendidikan dan okupasional selanjutnya
7. memahami bahwa persekolahan terdiri dari banyak kesempatan umtuk menge plorasi dan mempersiapakan kehidupan
8. mengenal hungan hubungan antara keterampilan keterampilan akademik membaca,menulis,berhitung dan bahan pelajaran lainnya dan bagai mana hal ini digunakan dalam pilihan pilihan pendidikan dan pekerjaan dimasa depan
9. mengidentifikasi okupasi okupasi dimana orang orang berkerja dengan oaring lain dengan ide ide, atau dengan bends benda.
10. memperhitungkan hubungan hubungan antara okupasi karier dan gaya hidup.
11. mengambarkan maksud yang pekerjaan sajian untuk orang orang yang tidak sama
12. mempertimbangkan pentingnya penggunaan efektif dari waktu luang.
Norriss(1963:Herr&Cramer,1984:223). Menyarankan konsekuensi bimbingan karier di sekolah sekolah dasar ,khususnya yang berkenaan dengan informasi okupasional:
Taman kanak kanak. Anak mempelajari tentangaktivitas aktivitas kerja ibunya, ayahnya dan angota anggota rumah tangga lainnya
• Kelas I Anak belajar tentang perkerjaan dalam lingkungan yang dekat –rumah,sekolah,dan tetangga.
• Kelas II Anak belajar tentang pemberi pemberi bantuan jasa dalam masyarakat yang melayaninya dan juga tentang tokoh tokoh dan usaha usaha tetangganya yang dikenalnya.
• Kelas III Anak meluaskan studi studinya dalam masarakat .penekananya pada tranfortasi ,komunkasi dan industri indistri utama lainnya.
• Kelas IV Anak belajar tentang dunia kerja pada tingkat provinsi termasuk iindistri indusri utama pada provinsi itu .
• Kelas V Studi studi anak diperluas sehingga meliputi kehidupan industri nasional .industri industri utama di berbagai bidang bagian dari Negara di pilihnya .
• Kelas VI Program anak diperluas sehingga mencakup seluruh bagia dunia (Halverson,1970:56;Herr&Cramer,1984:223).

Senin, 24 Mei 2010



MEI EDISI CINTA


Nyanyian Sukma
Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah laguyang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakahYang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?
(Dari Kahlil Gibran - ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)


Dialog
Jangan katakan bahwa cintaku
Sebentuk cincin atau gelang
Cintaku ialah pengepungan benteng lawan
Ialah orang-orang nekat dan pemberani
Sambil menyelidik mencari-cari, mereka menuju mati.

Jangan katakan bahwa cintaku
Ialah bulan,
Cintaku bunga api bersemburan. (‘Ali Ahmad Sa’id-Anonis)
——–

“Hatiku telah mampu menerima aneka bentuk dan rupa, ia merupakan padang rumput bagi menjangan, biara bagi para rahib, kuil anjungan berhala, ka‘bah tempat orang bertawaf, batu tulis untuk Taurat, dan mushaf bagi al-Qur’an. Agamaku adalah agama cinta, yang senantiasa kuikuti kemana pun langkahnya; itulah agama dan keimananku” (Ibn Arabi)

PUISI CINTA


CINTA YANG AGUNG

Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata
‘Aku turut berbahagia untukmu..'

Apabila cinta tidak berhasil
…Bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..

Tapi..ketika cinta itu mati..
kamu tidak perlu mati bersamanya

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang..
MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh..

(Kahlil Gibran)

MOM'S PITY VALUE

Seorang anak yang mendapati ibunya sedang sibuk di dapur, kemudian menulis sesuatu di selembar kertas. Ibu menerima kertas tersebut lalu membacanya,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.

Upah membantu ibu :
  • Pergi ke warung : Rp 20.000
  • Menjaga adik : Rp 20.000
  • Buang sampah : Rp 5.000
  • Membersihkan tempat tidur : Rp 5.000
  • Menyiram bunga : Rp 15.000
  • Menyapu rumah : Rp 15.000
JUMLAH : Rp 80.000

Selesai membaca ibu tersenyum, lalu menulis balasan di sebalik lembaran tadi
  • Mengandungmu selama 9 bulan : GRATIS
  • Melupakan rasa skt saat km lahir : GRATIS
  • Jaga malam kerana tangismu : GRATIS
  • Air mata yang menetes keranamu : GRATIS
  • Menyediakan makan & minummu : GRATIS
  • Membelikanmu pakaian : GRATIS
  • Mempersiapkan masa depanmu : GRATIS
JUMLAH : GRATIS

Air mata anak pun berlinang. Lalu mendekap erat ibunya. Kasih mereka pun menyatu. Lalu si anak mengambil pena dan menulis............LUNAS.............

Mother is the hero of hero in the world

BUAT YANG LAGI IKHTIAR CARI PASANGAN

Banyak cara mencari calon pandangan. Ada metode primitif seperti: gendam, pelet, perdukunan, perbintangan zodiak, dan wethon Kalender Jawa,. Ada methode syariah seperti istikharah, perjodohan oleh orang tua, memilih berdasarkan kriteria (agama, kecantikan, keturunan dan kekayaan)S. Atau Ada juga yang menggunakan metoda psikologi. Tidak semua ilmu psikologi tepat untuk memilih jodoh, sebab tidak jarang teori tersebut hanya memotret yang tahu dan lebih banyak memotret ketidaktahuan.

Berikut salah satu contohnya.

Ketika akan mencari pasangan, kita cenderung hanya melihat segala sesuatu yang tampak dari luar. Soal penampilan, misalnya, kita ingin pria berkulit putih, jangkung, atau berambut cepak. Bila membahas soal sifat pun, hanyalah yang tampak di permukaan. Misalnya, ramah, senang bercanda, atau perhatian.

Ketika hubungan telah terbina, kita akan menyadari bahwa kepribadian seseorang akan lebih kompleks daripada yang kita bayangkan. Apa yang tampak dari luar tidak menjamin apakah hubungan Anda akan langgeng atau tidak. Akan lebih baik jika Anda mengenali lebih dulu tipe kepribadian Anda dan pasangan.

Helen Fisher, seorang anthropolog yang juga penulis buku Why We Love: the Nature and Chemistry of Romantic Love, mengadakan riset mengenai mengapa kita jatuh cinta dengan orang tertentu, dan bukannya yang lain. Dari penelitian tersebut, Fisher menyimpulkan bahwa pada dasarnya terdapat empat tipe kepribadian: Explorer, Builder, Negotiator, dan Director. Empat gaya kepribadian ini berhubungan dengan substansi kimia dopamin, serotonin, testosteron, serta estrogen dan oxytocin.

Menurut Fisher, “Yang terpenting bukan hanya memahami siapa diri kita, tetapi juga menggunakan siapa diri kita tersebut. Keempat tipe kepribadian ini melakukan kesalahan-kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari jika mereka lebih mengenali tipe apakah diri mereka.”

Inilah empat kepribadian menurut Fisher:

1. The Explorer

Tipe pengeksplorasi mengekspresikan aktivitas mereka dalam sistem dopamine. Mereka cenderung mengambil risiko, selalu ingin tahu, kreatif, spontan, energik, antusias, dan optimistik. Orang dengan tipe Explorer cenderung tertarik dengan orang-orang yang seperti dirinya. Mereka menginginkan seseorang yang energik dan antusias, seorang petualang yang kreatif dan selalu ingin tahu. Tipe Explorer juga sangat manis dan murah hati. Kebaikan pria Explorer kerap disalahartikan wanita yang menerima kebaikannya, sehingga akhirnya mereka terluka setelah mengetahui bahwa pria Explorer tersebut ternyata sudah menjalin hubungan dengan wanita lain.

2. The Builder

Tipe Builder mengekspresikan diri mereka dengan serotonin. Orang-orang dengan tipe ini tenang, senang bersosialisasi, populer, hati-hati, namun tidak penakut. Mereka sangat baik dalam membangun jaringan, senang bersosialisasi, dan menyukai orang-orang yang setipe dengan mereka. Anda tipe wanita (atau pria) tradisional, konvensional, dimana keluarga sangat penting bagi Anda, dan sering kali relijius. Tipe Builder cenderung mengikuti aturan dan jadwal, namun sebaiknya Anda lebih berani mengambil risiko untuk urusan kencan. Mereka senang bertemu dengan banyak orang, sehingga Si Dia bisa saja mengajak Anda menemui teman-temannya meskipun sebenarnya Anda hanya ingin menghabiskan waktu berdua.

3. The Director

Tipe The Director mengekpresikan diri dengan testosteron. Pria atau wanita dengan tipe ini senang memimpin, cenderung bertindak sebagai pengambil keputusan, senang berpikir, dan mampu memahami musik dengan baik karena musik sangat struktural. Mereka senang berkompetisi, dan ambisius. Tipe Director biasanya akan mencari tipe Negotiator, begitu pula sebaliknya. Fisher mengambil contoh Bill dan Hillary Clinton. Hillary adalah tipe pemimpin, pengambil keputusan, dan berpendirian kuat. Ia bukan tipe yang dapat mengambil hati orang seperti suaminya. Hillary terpikat dengan pria yang memiliki sopan-santun, senang berbicara, dan peduli pada orang lain. Yang perlu diperhatikan, tipe Director sering menganggap bahwa kencan sangat merepotkan. Mereka maunya yang langsung-langsung saja. Mereka sering terlalu cepat membuat keputusan, sehingga jika menyadari ada sesuatu yang tidak beres di tengah-tengah kencan, mereka menjadi sangat kasar. Pria atau wanita dengan tipe ini harus belajar lebih rileks.

4. The Negotiator

Tipe Negotiator, baik pria maupun wanita, dapat sangat ekspresif dalam estrogen. Mereka orang-orang yang sangat fleksibel, imajinatif, dan intuitif. Tipe Negotiator juga mudah setuju dengan pendapat orang lain, baik, sangat peduli dengan perasaan orang lain, sehingga orang lain sering memanfaatkan mereka. Bila Anda seorang Negotiator, Anda harus lebih yakin dengan pendapat Anda sendiri. Sebab Negotiator umumnya cenderung kompromis dalam segala sesuatu, meskipun pada dasarnya mereka kurang setuju dengan sesuatu hal. Karena itu jika Anda seorang Negotiator, Anda harus cepat sadar dan tidak berpikir berlebihan.

Adakah tipe kepribadian yang tidak cocok untuk tipe kepribadian yang lain?
Dengan mengenali berbagai jenis kepribadian ini, sebenarnya Anda bisa membantu diri sendiri dalam menemukan pria dengan kepribadian yang sesuai untuk Anda. Sebagai contoh, tipe Explorer sangat karismatik dan memikat, sehingga kita cenderung cepat jatuh cinta dengan tipe ini. Lebih baik lakukan pendekatan dengan perlahan, jangan langsung mengambil keputusan untuk melakukan hal-hal yang akan membawa Anda ke masalah.

Meskipun demikian, menurut Fisher sebenarnya tidak ada kombinasi kepribadian yang buruk, selama kita terus berpikir bahwa Si Dia adalah yang terbaik. Anda bisa membina hubungan dengan tipe mana saja, meskipun beberapa pertemuan dua jenis kepribadian dapat menghadapi masalah-masalah yang spesifik.

Jika Anda dan pasangan sama-sama tipe Explorer, maka biasanya Anda tidak akan bertengkar mengenai siapa yang harus mencuci atau menyetrika, karena Anda berdua orang-orang yang fleksibel. Pasangan yang sama-sama tipe Builder akan menciptakan suatu perkawinan yang langgeng, namun mereka akan selalu meributkan bagaimana merapikan kamar tidur yang benar, karena salah satu merasa punya cara yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu.

“Dua orang Explorer tidak akan mengalami hal seperti itu,” ujar Fisher. “Mereka akan mengatakan kepada yang lain, ‘Makan saja dengan cara yang kamu suka.” Kombinasi yang sedikit kurang baik adalah dua tipe Director. Mereka sama-sama workaholic sehingga akan kekurangan waktu untuk bersama-sama, dan tak satu pun dari mereka yang punya kemampuan untuk menyenangkan yang lain. Namun, sekali lagi, selama mereka berpikir bahwa pasangannya adalah yang terbaik, mereka pun akan mampu membina hubungan yang awet.

http://www.ilmupsikologi.com/?p=430 diakses pada hari Kamis, 29 April 2010 pukul 17.41

Senin, 10 Mei 2010

Dialog Dua Hati (SuPer)

Kugubahkan nasyid ini sebagai tanda cinta suci dalam anungan Illahi
Hari demi hari bersamamu ku lewati dalam suka dalam duka dalam meniti Ridlo-Nya
Ikrarkan bersama untuk tetap di jalan-Nya bahtera hidup teladankan rasul mulia
Didik putra putri sebagai amanah Illahi ajarkan akhlak imani jadikan mukmin sejati

Senin, 03 Mei 2010

Bukan Perlu tapi Harus


Mendapatkan lima hal melalui lima jalan:
1. Berkah rizqi akan diperoleh melalui Shalat Dhuha
2. Cahaya dalam kubur melalui Shalat Tahajjud
3. Kemudahan dalam menjawab pertanyaan Mungkar & Nakir melalui membaca Al-Qur'an
4. Kemudahan melewati Sirathal Mustaqim melalui puasa & sedekah
5. Mendapat perlindungan Arsy Illahi pada hari Hisab melaui Zikrullah

Mari kita amalkan & sebarkan berita gembira ini kepada saudara-saudara kita.
Semoga Allah memudahkan,,,,amin.
Jogja, 4 Mei 2010 di ruang Aplikom yang edum (dingin-red)