Kamis, 27 Mei 2010

easy going....

Easy Going is………..
Memang tidak ada definisi yang pasti soal easy going, tapi pada kamus Inggris-Indonesia An English Indonesian Dictionary, easy going berarti suka menggampangkan alias nggak mau repot. Intinya hidup itu enjoy,,,nggak dibikin ribet. Menurut para easy goinger, merencanakan sesuatu lalu konsisten dengannya adalah sesuatu yang sangat merepotkan, sebab ia ‘dipaksa’ untuk jauh berpikir ke depan, sekaligus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang.

Ciri- ciri Easy Goinger
Seperti apa sich performance para easy goinger???? Mungkin ia suka mengecat rambut dengan warna- warna mencolok, celana jeans beluthuk dengan sobekan di sana-sini, atau mungkin juga berpenampilan seenaknya, tak peduli bikin setiap mata yang memandang menjadi gatal. Tapi pada prinsipnya , easy going itu lebih pada sikap, bukan tampilan luar. Kayaknya kontras banget sama apa yang diungkapkan oleh John Maxwell di bawah ini :
Hard work is the accumulation of easy things you didn’t do when you should have.
Kerja keras adalah kumpulan dari hal-hal mudah yang tidak kau kerjakan saat seharusnya kau kerjakan. Dan……ini nich cirri- cirri para easy goinger!

Easy going=
Suka menunda pekerjaan
Rasulullah pernah bersabda :
Barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia merugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia bodoh.
Bayangkan, Sahabat! Jika hari ini sama dengan hari kemarin saja kita sudah dimasukkan dalam barisan orang yang merugi. Kenapa rugi? Karena dengan waktu yang Allah berikan, ternyata kita tidak sanggup untuk memanfaatkan waktu dengan baik. Padahal waktu luang adalah nikmat yang Allah berikan untuk kita.
Apalagi jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Hal ini akan terjadi jika kita suka menunda-nunda pekerjaan. Nah, para easy goinger hampir dipastikan punya kebiasaan jelek seperti itu. Padahal orang yang suka menunda-nunda pekerjaan yang semestinya bisa ia kerjakan pada saat itu, pasti tidak akan siap jika tiba-tiba terjadi peristiwa yang tidak disangka-sangka.
Misalnya begini, suatu hari temen-temen punya PR yang didapat hari Jum’at dan sebenarnya bisa dikerjakan pada hari Sabtu. But, karena dia an easy goinger, maka ia pikir “Ah,masih ada hari Minggu” maka ketika tiba-tiba hari Minggu ada tamu tak terduga dari jauh datang dan kebetulan tamunya tidak tahu diri, apa nggak dongkol tuh hati? Walaupun sudah dipaksa pasang muka yang super imut mut mut mut, tetep aja tuh muka kelihatan maksa banget. Padahal nih ya,,,,kalau kamu bisa maksa sedikit menekan rasa malas kamu dengan tidak menunda PR kamu itu dan tetap mengerjakannya pada hari Sabtu, kamu pasti akan lebih tenang menemani tamumu itu kan? Kamu akan benar-benar terlihat imut (Asli imut coy, bukan item mutlak!!!)
Tentang masalah pentingnya disiplin, ada sebuah peribahasa yang indah, the past is dead, the future is imaginary, happiness can only be in the eternal now moment. Masa lalu itu sudah tidak berarti (mati), masa mendatang masih dalam angan-angan, sedangkan hanya pada masa sekarang itulah kebahagiaan akan didapatkan.
Artinya betapa berharganya waktu, sebenarnya waktu kita adalah saat sekarang ini (now moment). Jika kita menyia-nyiakannya maka sirnalah kebahagiaan itu. Seorang Sufi Hasan Al-Bashri mengatakan “Anak-anak Adam adalah kumpulan hari- hari. Jadi kalau kita menyia-nyiakan hari dan menunda pekerjaan yang seharusnya bisa kita kerjakan hari itu, boleh jadi itu berarti menyia-nyiakan diri sendiri.

Easy going=
Ogah disiplin
Para easy goinger adalah mereka-mereka yang ogah disiplin untuk menaati rencana-rencana yang mungkin telah ditetapkan oleh mereka sendiri (atau bisa jadi orang lain: jadawal pelajaran sekolah, misalnya).

Waw, ini sih bahaya laten, Friends! Karena sebagai orang Muslim, kita diajarkan sifat disiplin melalui nibadah-ibadah ritual yang kita lakukan. Jadi bisa dikatakan, bahwa kedisiplinan adalah salah satu faktor utama yang menentkan seseorang itu termasuk Muslim yang baik atau bukan.

Coba deh kita renungkan! Untuk ibadah shalat misalnya, bukanlkah aspek kedisiplinannya sangat tinggi? Shalat mengharuskan kita melakukannya pada waktu-waktu tertentu. Jika kita seenaknya sendiri dalam menentuka waktu, misalnya Subuh jam 06.30, Dhuhur jam 16.00, dan seterusnya, jelas shalatnya tidak sah. Masak belum azan Dhuhur kita udah shalat, atau udah azan Ashar kita baru sholat Dhuhur, ck…ck…ck… ya gak bakalan diterima shalatnya, karena tidak sah. Kamu tahu kan, syarat sahnya shalat salah satunya adalah dikerjakan pada waktunya. Nah, shalat ternyata membutuhkan disiplin yang sangat tinggi.

Trus, puasa Ramadhan. Ibadah yang satu ini aspek disiplinnya juga sangat tinngi lho. Bayangin, selama bulan puasa seluruh jam biologis kita dirombsk totsl oleh Allah SWT. Makan pagi yang biasanya paling pagi pukul 06.00, eh waktu puasa diundurkan menjadi 03.00. trus makan malam yang biasanya paling cepat pukul 19.00 eh kita harus buka puasa pada saat Magrib, pukul 17.45.

Tetapi toh, kita mau saja melakukannya dengan disiplin bukan? Kecuali kalau kamu buka puasanya sehabis Ashar atau sahur habis ..he…he…. itu sih puasa boongan. So, sebenarnya Allah telah memberikan tempat latihan yang tepat. Tetapi mengapa kita tetap menjadi tidak disiplin? Yaa.. itu berarti kita memang masih belum paham, alias masih tulalit.

Sahabat sayang, kata disiplin sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, yang berarti “menggenggam erat”. Dalam bahsa arab padanan katanya adalah indhibat, berasal dari kata dhobato yang berarti aturan. Indibath atau disiplin berarti menaati peraturan dengan konsisten (teguh), hapir mirip artinya bukan? Terlebih kagi dengan padanan kata yang lain yakni istiqamah, yang berarti konsisten, menegakkan sesuatu, atau berketetapan hati pada kebaikan atau kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar